Selamat Datang di Pechapucha's Note

Blogger templates

Sosiologi Belajar Mengajar di Pasar Beringharjo

Sabtu, 05 Januari 20130 komentar



Pada suatu ketika Dosen kami memberikan tugas untuk melakukan pengalaman belajar di masyarakat, karena dibebaskan belajar dimana saja maka kemudian kami memutuskan untuk pergi ke Pasar Bringharjo yang terletak dikawasan Malioboro Yogyakarta. tak disangka ternyata banyak sekali hal menarik disana yang dapat dijadikan pembelajaran dalam hidup kita dan ini membuktikan bahwa belajar itu tidak hanya di kelas...






Inilah bukti perubahan pendidikan kita yang mengutamakan Student Center Learning daripada Teacher Center Learning.. ya... kalau lebih dalam lagi ini udah masuk teori belajar konstruktivistik. Apa sih Teori belajar konstruktivistik??? daripada pusing-pusing mending gak usah dibahas aja.. hhe





So, Apa sih pembelajaran yang diperoleh di Pasar Tradisional Bringharjo???






Pasar Beringharjo menjadi sebuah bagian dari Malioboro yang sayang untuk dilewatkan. Bagaimana tidak, pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis. Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya. Selain itu, Beringharjo juga merupakan salah satu pilar 'Catur Tunggal' (terdiri dari Kraton, Alun-Alun Utara, Kraton, dan Pasar Beringharjo) yang melambangkan fungsi ekonomi.






Wilayah Pasar Beringharjo mulanya merupakan hutan beringin. Tak lama setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian, pada tahun 1925, barulah tempat transaksi ekonomi ini memiliki sebuah bangunan permanen. Nama 'Beringharjo' sendiri diberikan oleh Hamengku Buwono IX, artinya wilayah yang semula pohon beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo). Kini, para wisatawan memaknai pasar ini sebagai tempat belanja yang menyenangkan.


Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat merupakan tempat yang tepat untuk memanjakan lidah dengan jajanan pasar. Di sebelah utara bagian depan, dapat dijumpai brem bulat dengan tekstur lebih lembut dari brem Madiun dan krasikan (semacam dodol dari tepung beras, gula jawa, dan hancuran wijen). Di sebelah selatan, dapat ditemui bakpia isi kacang hijau yang biasa dijual masih hangat dan kue basah seperti hung kwe dan nagasari. Sementara bagian belakang umumnya menjual panganan yang tahan lama seperti ting-ting yang terbuat dari karamel yang dicampur kacang.


Bila hendak membeli batik, Beringharjo adalah tempat terbaik karena koleksi batiknya lengkap. Mulai batik kain maupun sudah jadi pakaian, bahan katun hingga sutra, dan harga puluhan ribu sampai hampir sejuta tersedia di pasar ini. Koleksi batik kain dijumpai di los pasar bagian barat sebelah utara. Sementara koleksi pakaian batik dijumpai hampir di seluruh pasar bagian barat. Selain pakaian batik, los pasar bagian barat juga menawarkan baju surjan, blangkon, dan sarung tenun maupun batik. Sandal dan tas yang dijual dengan harga miring dapat dijumpai di sekitar eskalator pasar bagian barat.


Berjalan ke lantai dua pasar bagian timur, jangan heran bila mencium aroma jejamuan. Tempat itu merupakan pusat penjualan bahan dasar jamu Jawa dan rempah-rempah. Bahan jamu yang dijual misalnya kunyit yang biasa dipakai untuk membuat kunyit asam dan temulawak yang dipakai untuk membuat jamu terkenal sangat pahit. Rempah-rempah yang ditawarkan adalah jahe (biasa diolah menjadi minuman ronde ataupun hanya dibakar, direbus dan dicampur gula batu) dan kayu (dipakai untuk memperkaya citarasa minuman seperti wedang jahe, kopi, teh dan kadang digunakan sebagai pengganti bubuk coklat pada cappucino).


Pasar ini juga tempat yang tepat untuk berburu barang antik. Sentra penjualan barang antik terdapat di lantai 3 pasar bagian timur. Di tempat itu, anda bisa mendapati mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an yang bagian depannya memiliki mika sebatas hidung dan sebagainya. Di lantai itu pula, anda dapat memburu barang bekas berkualitas bila mau. Berbagai macam barang bekas impor seperti sepatu, tas, bahkan pakaian dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga aslinya dengan kualitas yang masih baik. Tentu butuh kejelian dalam memilih.






Puas berkeliling di bagian dalam pasar, tiba saatnya untuk menjelajahi daerah sekitar pasar dengan tawarannya yang tak kalah menarik. Kawasan Lor Pasar yang dahulu dikenal dengan Kampung Pecinan adalah wilayah yang paling terkenal. Anda bisa mencari kaset-kaset oldies dari musisi tahun 50-an yang jarang ditemui di tempat lain dengan harga paling mahal Rp 50.000,00. Selain itu, terdapat juga kerajinan logam berupa patung Budha dalam berbagai posisi seharga Rp 250.000,00. Bagi pengoleksi uang lama, tempat ini juga menjual uang lama dari berbagai negara, bahkan yang digunakan tahun 30-an.


Jika haus, meminum es cendol khas Yogyakarta adalah adalah pilihan jitu. Es cendol Yogyakarta memiliki citarasa yang lebih kaya dari es cendol Banjarnegara dan Bandung. Isinya tidak hanya cendol, tetapi juga cam cau (semacam agar-agar yang terbuat dari daun cam cau) dan cendol putih yang terbuat dari tepung beras. Minuman lain yang tersedia adalah es kelapa muda dengan sirup gula jawa dan jamu seperti kunyit asam dan beras kencur. Harga minuman pun tak mahal, hanya sekitar Rp. 1000 sampai Rp. 2000.


Meski pasar resmi tutup pukul 17.00 WIB, tetapi dinamika pedagang tidak berhenti pada jam itu. Bagian depan pasar masih menawarkan berbagai macam panganan khas. Martabak dengan berbagai isinya, terang bulan yang legit bercampur coklat dan kacang, serta klepon isi gula jawa yang lezat bisa dibeli setiap sorenya. Sekitar pukul 18.00 WIB hingga lewat tengah malam, biasanya terdapat penjual gudeg di depan pasar yang juga menawarkan kikil dan varian oseng-oseng. Sambil makan, anda bisa mendengarkan musik tradisional Jawa yang diputar atau bercakap dengan penjual yang biasanya menyapa dengan akrab. Lengkap sudah.









Pembelajaran Penting SBM di Pasar Beringharjo


Komunikasi : terjadi komunikasi dan interaksi verbal dan non verbal antara penjual dan pembeli saat melakukan proses tawar menawar barang, maupun sekedar komunikasi ringan antar pedagang saat waktu senggang.






Pengaruh bahasa dan busana : penggunaan bahasa dan busana akan mempengaruhi harga barang, ex: biasanya pengunjung yang menggunakan bahasa jawa ataupun busana yang sederhana akan mendapatkan harga yang lebih murah dibanding pengunjung dengan logat selain jawa dengan busana trendi.





Kompetisi : terjadi kompetisi antara pedagang yang satu dengan pedagang yang lain, kompetisi disini secara sportif, biasanya mereka mencoba menarik perhatian para pengunjung dengan promosi melalui perkataan mereka saat lewat didepan toko mereka jadi bukan suatu kompetisi yang curang.






Ekonomi : belajar ekonomi dimana terjadinya interaksi tawar menawar harga antara penjual dan pembeli atas adanya fluktuasi harga barang dagangan yang tidak lepas dari segi pendistribusian barang.









Matematika : belajar matematika, dipasar ini tidak sedikit pedagang yang sudah usia tua yang dulunya sebenarnya tidak bersekolah kala kecil, namun kepandaiannya dalam berhitung tidak kalah dengan pedagang yang mengenyam bangku pendidikan, bahkan tanpa menggunakan alat banu hitung kalkulator.






Biologi : belajar biologi, adanya berbagai macam barang dagangan seperti sayuran, buah, lauk pauk, hasil pertanian dan peternakan menjadikan masyarakat untuk lebih jeli mengenali berbagai macam barang tersebut yang layak konsumsi maupun tidak layak konsumsi.






Hukum : belajar hukum, dimana adanya peraturan yang diterapkan oleh pihak pengelola pasar yang wajib dipatuhi pengunjung maupun pedagang yang apabila dilanggar akan dikenakan sanksi, ek : dibagian depan pintu masuk beringharjo terdapat plang yang bertuliskan “ DILARANG MENGGELANDANG, MENGEMIS, MENGAMEN, DAN MENGASONG DIDALAM DAN DIKAWASAN PASAR “ada juga peraturan untuk menjaga kebersihan dimana disetiap lantai telah disediakan tong sampah yang telah dibedakan berdasarkan jenis sampahnya.









Seni dan budaya : belajar seni dan budaya, banyaknya pengunjung yang tidak hanya dari kota yogyakarta saja namun banyak juga dari luar kota yogyakarta, disinilah mereka saling belajar akan seni dan budaya dari daerah masing-masing daerah, budaya batik, kerajinan tangan, belajar logat, tatakrama, makanan, dll. Selain itu, di pasar Beringharjo ini juga terdapat pedagang yang berasal dari luar kota yogya.









Kemanusiaan : di pasar beringharjo yang merupakan pusat perdagangan terdapat berbagai macam golongan status social l. Untuk para pedagang biasanya termasuk status social golong atas tetapi ketika kami berkunjung ke Pasar Beringharjo juga terdapat tukang gendong yang kebanyakan adalah Lansia yang seharusnya tidak mereka kerjakan. Hal ini mereka lakukan semata-mata karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan ironisnya, upah yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan pekerjaan yang mereka lakukan.









Kepedulian : adanya kepedulian yang tinggi dari pengunjung pasar terhadap para pengemis, mereka tidak segan-segan memberikan sedikit uang untuk diberikan kepada pengemis.







Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Arvenz | Tomy Template | Pusat Promosi
Copyright © 2013. pechapucha's notes - All Rights Reserved
Template Modif by Tomy work with Arven
Proudly powered by Blogger