Selamat Datang di Pechapucha's Note

Blogger templates

Anak Berkebutuhan Khusus

Jumat, 04 Januari 20130 komentar


Pendahuluan 
Secara umum setiap anak yang terlahir ke dunia ini mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Terutama bagi anak ABK, pemerintah seharusnya memberikan perhatian lebih bagi anak berkebutuhan khusus. Kali ini saya akan memaparkan hasil kuliah Anak Berkebutuhan Khusus yang lebih spesifik yaitu anak tunagrahita.  Dalam istilah pendidikan anak tunagrahita (anak yang mengalami hambatan perkembangan) . Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki penyimpangan sedemikian rupa dari anak pada umumnya dalam segi fisik, kecerdasan, sosial, emosi atau gabungan dari kelainan tersebut sehingga untuk mengembangkan potensinya secara optimal diperlukan layanan pendidikan khusus.

Dewasa ini banyak masyarakat yang belum mengerti siapa anak berkebutuhan khusus itu khususnya anak tunagrahita, contoh kasus anak yang mengalami tunagrahita, apa saja faktor penyebab tunagrahita, bagaimana karakteristik anak tunagrahita.Di bawah ini contoh kasus anak yang mengalami tunagrahita
Nama                   : Wilona Nareswari
Jenis kelamin        : Perempuan
Tempat tgl lahir     : Yogyakarta, 30 Juli 1994
Agama                  : Katholik
Alamat               : Pilahan KG 1/ 935 Rt 44/ RT 13, Kotagede, Yogyakarta
Hobi                      : Menyanyi
Kelas                     : 11 SMA/C1 tunagrahita
Sekolah                  : SLB Pembina C Tingkat Proponsi Yogyakarta

Dari hasil survei di SLB Pembina C Tingkat Propinsi Yogyakarta, Wilona putri pertama dari Bapak Ir. Edi Prilmadi dan Ibu Elisabeth Titik Arianti sebelumnya pernah bersekolah di SD Karangsari, Kotagede, Yogyakarta pada tahun 2000 kemudian dipindahkan di SLB Pembina C Tingkat Propinsi Yogyakarta pada tanggal 17 Desember 2002 dikarenakan kurang bisa mengikuti pelajaran di Sekolah Umum. Saat ini Wilona berumur 17 tahun dan berada di kelas 11 SMA, masuk di kelas C1 SLB Pembina C Tingkat Propinsi Yogyakarta. Menurut pengamatan yang telah lakukan, saat ini Wilona dapat berkomunikasi dengan baik, saat ditanya mengerti, dapat menghafal nama teman – temannya dengan baik, mengetahui dimana Ia tinggal, dapat bersosialisasi, dapat belajar berpergian tetapi harus tetap dengan pengwasan. Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa anak Tuna Grahita memang memiliki kemampuan yang sangat terbatas, namun masih memiliki secercah harapan bahwa dia masih mungkin  dilatih, dibimbing , diberi kesempatan dan didukung agar mereka mengembangkan potensi-potensinya agar mampu membantu dirinya sendiri dan memiliki harga diri yang sama seperti orang orang  lainnya yang lebih beruntung. Intinya adalah agar anak bisa memfungsikan potensi potensi yang masih ada dalam dirinya terutama agar dia bisa menjalani hidup yang bermartabat.
       Menurut riwayat yang saya dapatkan saat lahir, Wilona mengalami hydrochepallus dengan dilatasi, pada dasarnya anak lahir dengan kondisi sehat, perkembangan fisiknpun bagus tetapi diusia 9 bulan anak mengalami ketakutan saat berlatih berjalan istilah lain ‘rambatan’. Kemudian orangtua berkonsultasi kedokter karena dikhawatirkan ada gangguan perkembangan tetapi dokter tidak menyarankan apapun, hanya memberi tahu bahwa perkembangan setiap anak itu berbeda-beda. Kemudian orangtua Wilona pindah ke dokter lain, setelah melakukan beberapa kali test darah dan CT Scan akhirnya diusia 18 bulan baru mendapatkan obat dan Wilona divonis menderita Hidrocephallus dengan Dilatasi. Dalam terapi motorik, Wilona dibawa ke terapis dan tukang pijat. Untuk melihat perkembangan Wilona, orangtua selalu memantau setiap kali melakukan terapi selama 3 bulan, jika tidak ada perkembangan Wilona selalu dipindahkan ke tempat terapi yang lainnya. Obat dokterpun diberikan sampai usia Wilona 6 tahun, setelah itu dihentikan karena keterbatasan keuangan yang dialami orangtua Wilona, selanjutnya beralih ke pengobatan alternatif. Akhirnya sampai usia Wilona 11 tahun orangtua menghentikan semua obat alternatif dan terapi karena tidak ada perubahan perekembangan dari Wilona.
       Dari hasil pemeriksaan saat dalam kandungan Wilona terinveksi virus Rubella & Cito Megalo Virus, virus yang disebabkan oleh cacing dan burung yang menyerang saat dilahirkan dengan pembawa virus ibu yang melahirkan, dan dokter memvonis semua keturunan orangtua Wilona akan mengalami kecacatan. Berbagai upaya dilakukan oleh orangtua Wilona dan selama tujuh tahun, upaya yang dilakukan berhasil dan dapat melahirkan kedua adik Willona dengan keadaan sehat.
       Dari data yang diperoleh, Wilona telah menjalani pemeriksaan psikologis di Biro Konsultasi, Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada pada tanggal 10 April 2001.
Hasil pemeriksaan menyatakan kecerdasan setara dengan anak usia 4 tahun 4 bulan (usia 6 tahun, 8 bulan) berdasar skala Binet. Kematangan sosial setara dengan anak usia 5 tahun 10 bulan berdasarkan VSMS. Kepribadian dari hasil pemeriksaan anak menunjukkan : 1) keterlambatan perkembangan dan membutuhkan rangsangan yang lebih intensif. 2) mempunyai gambaran diri yang kurang positif sehingga emosi cenderung labil.
Hasil wawancara : rasa ingin tahu cukup baik, ada inisiatif, pengamatan (hidung dan pendengaran) cukup baik.
Wilona mempunyai kondisi khusus yaitu mengalami gangguan hidrocephalus/virus, terlambat berjalan dan kemampuan motorik sedang berkembang, termasuk kemampuan berbicara.
Dalam kondisi sekarang ini, Wilona membutuhkan rangsangan yang tepat dan lebih intens sehingga diharapkan Wilona dapat mengejar ketertinggalannya.
Di samping terapi fisik, Wilona membutuhkan dukungan dan penghargaan atas kemajuan yang dicapainnya. Saat itu hasil pemeriksaan psikologis menyarankan bahwa Wilona sedang diawal perkembangannya, disarankan Wilona untuk tidak masuk Sekolah Dasar terlebih dahulu dan mengejar ketertinggalannya di TK B. Menginggat masalah pembelajaran juga sangat tergantung pada pengenalan lingkungan dan adaptasi terhadap lingkungan, disarankan untuk tidak pindah sekolah.
Jadi dari pemaparan kasus anak tunagrahita di atas dan penjelasan mengenai pengertian, penyebab, karakteristik anak tunagrahita. Wilona mengalami Tunagrahita sedang atau mampu latih dalam dunia medis dikatakan imbesil, intelegensi sekitar 30-50, Kemampuan maksimal setara dengan anak normal usia 5-9 tahun, tidak mampu menyelesaikan pendidikan formal tingkat Sekolah Dasar, mampu dilatih ketrampilan kehidupan sehari-hari, dapat dipekerjakan tingkat prevokasional pada tempat yang terlindung (sheltered workshop). Diharapkan Wilona selanjutnya bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan melakukan pekerjaan yang tidak terlatih atau semi terlatih di bawah pengawasan, tetapi akan memerlukan pengawasan ketika  Wilona mengalami stress.
Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa anak Tuna Grahita memang memiliki kemampuan yang sangat terbatas, namun masih memiliki secercah harapan bahwa dia masih mungkin  dilatih, dibimbing, diberi kesempatan dan didukung agar mereka mengembangkan potensi-potensinya agar mampu membantu dirinya sendiri dan memiliki harga diri yang sama seperti orang orang  lainnya yang lebih beruntung. Intinya adalah agar anak bisa memfungsikan potensi potensi yang masih ada dalam dirinya terutama agar dia bisa menjalani hidup yang bermartabat.


A.  Apa itu Tunagrahita ?
Tunagrahita termasuk dalam kelainan mental, Pada umumnya kelainan mental terdiri dari :
1.      Kelainan Mental Tinggi
a.       Berbakat
Karakter anak berbakat intelektual :
(a)    Kapasitas intelektual (IQ)
Masuk kelompok gifted (>135)
(b)   Komitmen terhadap tugas
(task comitment)
(c)    Kreativitas tinggi
Contoh : anak yang memiliki IQ tinggi, biasanya anak ini dapat menempuh pendidikan akselerasi di sekolah
b.      Berkesulitan belajar (spesifik learning abillity)
Anak ini sebenarnya pintar tetap mengalami gangguan dalam belajar. Kriteria anak berkesulitan belajar yaitu anak memiliki prestasi rendah, tidak mampu mengikuti atau mencapai waktu yang ditentukan kurikulum, tidak mampu mengikuti pelajaran secara konvensional, bukan disebabkan karena adanya keterbatasan fisik, mental secara langsung, adanya kesenjangan antara potensi dan prestasi yang dicapai. Berkesulitan belajar atau learning disabillity biasanya lemah disalah satu bidang namun semakin lama dapat berpengaruh terhadap bidang yang lain pula. Kapasitas intelektual besar tetapi mengalami prestasi rendah, ketika diberi materi kapsitas otak hanya sedikit padahal kapasitas kemampuan besar (discrepancy), disfungsi minimal otak, proses psikologis, masalah belajar ( bukan karena mental retarded, lingkungan, gangguan emosi)
2.      Kelainan Mental Rendah
a.       Slow learnes
Dalam hal ini IQ anak berada di bawah normal, biasanya anak ini dimasukkan dalam sekolah umum tidak dapat mengikuti atau paling bodoh namun apabila dimasukkan dala Sekolah Luar Biasa anak dapat mengikuti bahkan paling pintar.
b.      Tunagrahita
(a)    Educable (mampu didik)
(b)   Trainable (tidak bisa dididik tetapi bisa dilatih aktivitas sehari-hari)
(c)    Totally dependent (bergantung dengan orang lain seumur hidup)

Tunagrahita dapat disepadankan dengan istilah-istilah berikut ini :
a.       Lemah otak/lemah pikiran (feeble-minded)
b.      Terbelakang mental (mentally retarded)
c.       Idiot
d.      Imbecile
e.       moron
f.       Cacat mental
g.      Tuna mental
h.      Oligofrenia (oligophernia)
i.        Mampu didik (educable)
j.        Mampu latih (trainable)
k.      Ketergantungan penuh (totally dependent)
l.        Mental subnormal
m.    Defisit mental
n.      Defisit kognitif
o.      Defisiensi mental (mental deficiency)
p.      Gangguan intelektual (intelectual disabillity)
q.      Mentally handcaped

Tunagrahita mempunyai arti tuna berarti merugi, grahita berarti berpikir atau pikiran. Jadi tunagrahita merupakan seseorang yang mengalami kerugian dalam berpikir atau keterlambatan dalam berpikir. Retardasi Mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan yang berada di bawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berperilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun, terjadi pada masa perkembangan. Kemampuan adaptif yaitu terdapat ketidakmampuan minimal dua ketrampilan adaptasi diantara kemampuan ketrampilan yang meliputi komunikasi, bantu diri, kesehatan dan keselamatan diri,ketrampilan sosial, ketrampilan dalam kehidupan dikeluarga, pengarahan diri, akademik fungsional, kemasyarakatan, penggunaan waktu luang dan bekerja.
Orang – orang yang secara mental mengalami keterlambatan, memiliki perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial. Sekitar 3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.

Tingkatan anak tunagrahita :
Tingkat
Kisaran IQ
Kemampuan Usia Prasekolah
(sejak lahir- usia 5 tahun)
Kemampuan Usia Sekolah
(6-20 tahun)
Kemampuan Usia Dewasa
(21 tahun ke atas)
Ringan
52-68
·         Bisa membangun kemampuan sosial & komunikasi
·         Koordinasi otot sedikit terganggu
·         Seringkali tidak terdiagnosis
·         Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 pada akhir usia belasan tahun
·         Bisa dibimbing kearah pergaulan sosial
·         Bisa dididik
Biasanya bisa mencapai kemampuan kerja dan bersosialisasi cukup, tetapi ketika mengalami stress sosial atau ekonomimemerlukan bantuan
Moderat
36-51
·         Bisa berbicara dan belajar berkomunikasi
·         Kesadaran sosial kurang
·         Koordinasi otot cukup
·         Bisa mempelajari kemampuan sosial & pekerjaan
·         Bisa belajar berpergian sendiri
Bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan melakukan pekerjaan yang tidak terlatih atau semi terlatih di bawah pengawasan, memerlukan pengawasan ketika stress
Berat
20-35
·         Bisa mengucapkan beberapa kata
·         Mampu mempelajari pengetahuan menolong diri sendiri
·         Tidak memiliki kemampuan ekspresive, hanya sedikit
·         Koordinasi otot jelek
·         Bisa berbicara, belajar komuikasi
·         Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yang sederhana
·         Bisa memelihara diri sendiri dibawah pengawasan
·         Dapat melakukan kemampuan perlindungan diri dalam lingkungan yang terkendali
Sangat berat
19 atau kurang
·         Sangat terbelakang
·         Koordinasi ototnya sedikit sekali
·         Mungkin memerlukan perawatan khusus
·         Memiliki beberapa koordinasi otot
·         Kemungkinan tidak dapat berjalan atau berbicara
·         Meniliki beberapa koordinasi otot & berbicara
·         Bisa merawat diri sendiri namun terbatas
·         Memerlukan perawatan khusus

Klasifikasi anak tunagrahita :
Pendidikan
Sosiologi-Psikologi
Medis
Tingkat kecerdasan (IQ)
Mampu didik
(educable)
Ringan
Mild (sangat ringan)
Marginally
Debil
50-70
Mampu latih
(trainable)
Sedang
Moderate
Imbesil
35-45
Perlu rawat
(totally dependent)
Berat-sangat berat
Severe-profound
Idiot
20-35
<20

Intelektual
Klinik
Mampu didik/ ringan/ debil
Macrochepalus/ hydrochepalus
(kepala membesar)
Mampu latih/sedang/ imbesil
Microcheplus
(kepala sangat kecil) tulang tengkorak tidak tumbuh sehingga otak rusak
Perlu rawat/ berat-sangat berat/idiot
Down’s syndrome
(mongolism)



B.  Karakteristik Anak Tunagrahita
Adapun karakteristik Anak Tunagrahita sebagai berikut :
a.       Mampu didik
·         Intelegensi (IQ) 50-70.
·         Kemampuan intelektual setara dengan anak normal usia 9-13 tahun.
·         Dapat menyelesaiakan pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar.
·         Dapat bekerja pada tingkat prevokasional.
b.      Mampu latih
·         Intelegensi (IQ) 30-50.
·         Kemampuan maksimal setara dengan anak normal usia 5-9 tahun.
·         Tidak mampu menyelesaikan pendidikan formal tingkat Sekolah Dasar.
·         Mampu dilatih ketrampilan kehidupan sehari-hari.
·         Dapat dipekerjakan tingkat prevokasional pada tempat yang terlindung. (sheltered workshop).

c.       Perlu rawat
·         Intelegensi (IQ) dibawah 30.
·         Kemampuan maksimal setara anak usia 4,5 tahun.
·         Tidak mampu dididik dan dilatih.
·         Dapat dikondisikan (pembiasaan) pada kebersihan diri (toiletry) dan menghindarkan diri dari hal yang berbahaya.
·         Seumur hidup bergantung dengan oranga lain.
d.      Down syndrom
Intelektual
Fisik
Intelegensi sebagian besar down;s syndrome masuk kelompok mampu latih
Wajah khas seperti suku mongol, rambut lurus kaku (jegrak), bibir tebal, mata sipit
Dapat dilatih ketrampilan mengurus diri
Proporsi tangan lebih pendek
Mengalami gangguan komunikasi yaitu berbahasa
Persendian lebih lentur
Kulit lebih kasar


C.  Faktor – Faktor Penyebab Tunagrahita
Beberapa faktor penyebab terjadinya tunagrahita, sebagai berikut :
Waktu terjadinya :
a)      Prenatal
Yaitu terjadi sebelum kelahiran (masa pregnancy).
b)      Natal & Perinatal
Saat kelahiran dan sesaat setelah dan sebelum kelahiran, salah satu penyebabnya yaitu kondisi pinggul yang sempit sehingga kelahiran menjadi lama.
c)      Post Natal
Terjadi setelah masa kelahiran sampai masa tumbuh kembang anak.
Akar penyebab :
a)      Infeksi
Adanya infeksi dan keracunan terjangkitnya penyakit-penyakit selama janin masih berada dalam kandungan ibunya yang menyebabkan anak lahir menjadi tunagrahita, misalnya:
(a)    Rubella, disebabkan oleh cacing, penyakit ini menjangkiti ibu pada dua belas minggu pertama usia kehamilan. Selain tunagrahita, ketidaak normalan yang disebabkan penyakit ini adalah kelainan pendengaran, penyakit jantung bawaan, berat badan sangat rendah ketika lahir.
(b)   Torch (tokso plasma), disebabkan oleh kucing.
(c)    Cito Megalo, disebabkan oleh virus burung.
(d)   Herpes, virus herpes menyerang susunan saraf & saraf permukaan kulit sehingga dapat merusak jaringan.

b)      Heriditer
(a)    Kelainan kromosom, adanya kelainan kromosom baik autosom (mempunyai kromosom 3 ekor pada kromosom nomor 21 sehingga anak mengalami Langdon Down’s S yndrome dan pada trisomi kromosom nomor 15 anak akan menderita Patau’s Syndrome dengan cicri-ciri berkepala kecil, mata kecil, berkuping aneh, sumbing, dan kantung empedu yang besar . Adanya kegagalan meiosis sehingga menimbulkan duplikasi dan translokasi) maupun kelainan pada gonosom (gonosom yang seharusnya XY, karena kegagalan menjadi XXY atau XXXY. Ciri yang menonjol adalah nampak laki-laki dan tunagrahita. Setelah mencapai masa puber tubuhnya menjadi panjang, gayanya mirip wanita, berpayudara besar).
(b)   Usia ibu waktu hamil, akibat prematuritas dan kehamilan wanita di atas 40 tahun. Berhubungan dengan keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu.

c)      Keracunan
(a)    Alkohol, menyebabkan anak mental alkohol sindrom
(b)   Obat-obatan, drugs abuses

d)     Kekurangan gizi pada masa kehamilan dan tumbuh kembang
Metabolisme dan gizi merupakan hal yang penting bagi perkembangan individu terutama perkembangan sel-sel otak. Beberapa kelainan yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme dan kekurangan gizi diantaranya adalah sebagai berikut:
(a)    Phenylketonuria
Salah satu akibat gangguan metabolisme asam amino juga kelainan gerakan enzym phenylalanine hydroxide. Gejala umum yang nampak adalah tunagrahita, kekurangan pigmen, microcephaly, serta kelainan tingkah laku.
(b)   Cretinisme
Disebabkan oleh keadaan hypohyroidism kronik yang terjadi selama masa janin atau segera setelah melahirkan. Berat ringan kelainan tergantung pada tingkat kekurangan thyroxin. Gejala utama yang tampak adalah adanya ketidaknormalan fisik yang khas dan ketunagrahitaan dan awal gejalanya dengan kurangnya nafsu makan, anak menjadi sangat pendiam, jarang tersenyum dan tidur yang berlebihan.

e)      Trauma
Kejadian yang tak terduga mengenai bagian kepala anak, Trauma otak yang terjadi dikepala dapat menimbulkan pendarahan intracranial terjadinya kecacatan pada otak. Ini biasanya disebabkan karena kelahiran yang sulit sehingga memerlukan alat bantu (tang). Selain itu cidera hipoksia (kekurangan oksigen), cidera kepala berat. Trauma yang dialami dapat terjadi sebelum atau sesudah lahir.


Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Arvenz | Tomy Template | Pusat Promosi
Copyright © 2013. pechapucha's notes - All Rights Reserved
Template Modif by Tomy work with Arven
Proudly powered by Blogger